Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pulau Morotai Mukhlis Bay menyampaikan bahwa persiapan acara pembukaan Fishing Morotai 2016 yang merupakan bagian dari "WONDERFUL MOROTAI" sudah lebih dari 50%. Kelancaran persiapan tersebut tidak lepas atas dukungan penuh dari semua pihak Terutama Kementerian Kelautan dan Perikanan, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Malut dan Pemerintah Kabupaten Pulau Morotai. “Kami sudah siapkan 253 orang yang terlibat kepanitian dan petugas lapangan untuk kegiatan Fishing Morotai 2016. keterangan Mukhlis saat dikonfirmasi, Senin (26/9/2016).
Mukhglis jga menambahkan bahwa, antusias pendaftar pada event perdana ini terbilang cukup besar. Sebanyak sekitar 4000 pendaftar dari seluruh Indonesia melakukan registrasi untuk bisa mengikuti perlombaan tersebut. “Batas kuota yang diberikan oleh panitia yaitu 70 peserta dari Jakarta, satu orang dari Jogja dan sisanya 35 peserta dari warga lokal. Total seluruhnya ada 106 orang,” tambah dia.
Dengan banyaknya peserta yang mengikuti acara Fishing Morotai 2016, Kata Mukhlis Panitia berencana melibatkan Museum Rekor Indonesia (MURI) untuk ikut andil meramaikan acara ini. Ia mengatakan sudah mendaftarkan ke pihak MURI, namun tinggal menunggu konfirmasi. “Sudah didaftarkan ke MURI, kemungkinan besok (Selasa, 27 September 2016) diberikan kabar dari MURI,” kata Buyung.
Pada perlombaan mancing Fishing Morotai 2016, para peserta diberikan kebebasan untuk mengeksplorasi sekitar 27 spot mancing yang berjarak sekitar 40 mil dari darat. Sebanyak 17 kapal disediakan panitia yang masing-masing kapal diisi oleh 7 orang pemancing.
Mukhlis berharap kegiatan ini bisa berjalan dengan lancar sehingga kedepannya bisa memperkenalkan Morotai kepada masyarakat luas, terutama kepada pemancing. Kemudian acara tersebut juga bisa menciptakan kerjasama antara pemancing dengan nelayan Morotai.“Paling utama bagi kami event ini bisa menumbuhkan aktifitas ekonomi,”. Ungkapnya.
Panitia Fihsing Morotai juga tidak lupa memperhatikan masalah keselamatan bagi para peserta lomba yaitu dengan menyediakan alat keamanan (pelampung) serta radio komunikasi. Nantinya, kapal-kapal akan terus dimonitor keberadaannya oleh panitia yang ada di darat.